Di rumah kakek Oliv
Kakek : “Oliv.. kakek sudah tahu semuanya
(menghela nafas) 3 tahun lalu sejak kamu memutuskan untuk meneruskan
pendidikanmu sampai kuliah, orang tuamu itu bangkrut. Mereka kebingungan..
darimana mereka menadapat uang untuk membiayai kuliahmu. Karena mereka tidak
ingin kamu tahu.. makanya waktu itu kamu dititipkan di rumah ini. Syarat
perjanjian itu sangat berat. Mereka harus menyerahkan satu tumbal setiap
harinya”
(mereka
tercengang)
Kakek : “Mereka diberdi gelang dan dufa sebagai
perantara penyerahan tumbal. Dan mereka harus selalu memuja para kuntilanak itu
di sebuah tempat yang benar-benar sunyi.. jauh darikeramaian. Lalu pada suatu
hari.. mereka tidak menyerahkan tumbal kepada kuntilanak-kuntilanak itu.
sehingga mereka mati di rumah kosong itu.. jadi.. perjanjian itu belum
terselesaikan dengan baik. Sehingga kutukan itu menimpa kamu sebagai keturunan
mereka”
Oliv : “Lalu.. bagaimana caranya agar kutukan
itu terlepas kek?”
Kakek : “Kamu harus membakar gelang itu sebelum
malam jumat kliwon”
Dimas : “Memangnya kenapa kek?”
Kakek : “Malamitu.. tepatnya pukul 11 malam,
kuntilanak0kuntilanak itu akan bangkit dan mereka terlepas dari kendalimu.. dan
kalau sampai pukul 12 malam kalian belum juga membakar semuanya, mereka akan
membunuh kalian semua.. kalian harus cepat-cepat menyelesaikan masalah ini”
(Fajar
dan kawan-kawan keluar rumah)
Oliv : “Tapi kek….”
Kakek : “Kakek ini sudah tua Liv. Cepat atau
lambat kakek akan mati. Jadi.. kalaupun mala mini kakek harus mati.. kakek
sudah siap.. yang penting kamu selamat dari kutukan itu.. sekarang pergilah.
Kakek janji.. selama 7 hari setelah kakek meninggal .. kakek akan ada
bersamamu”
(Oliv
terdiam)
Fajar : “Liv. Ayo kita mulai”
(Oliv
tersentak)
Kakek : “Oliv.. tunggu apa lagi? Ayo lakukan apa
yang tadi kakek katakan. Selesaikan!”
Oliv : “Kakekk.. maafkan Oliv..” (sujud pada
kakeknya)
Kakek : “Ini bukan salahmu snak (menepuk pundak
Oliv) sekarang pergilah..”
Malam hari di rumah kakek
Kakek Jimi menuliskan sebuah
surat wasiat untuk Oliv. Dia menuliskan alamat tempat pesugihan ornagtua Oliv
dan menyertakan pesan-pesan untuk cucu tersayangnya.
“Oliv.. cucu kakek yang paling
kakek saying,, kakek tahu.. mala mini kakek akan mati. Maka dari itu kakek
menuliskan pesan kakek yang terakhir ini untuk kamu. Untuk menghentikan kutukan
itu.. kamu harus membakarjasad kedua orangtuamu dan dufa itu terlebih dahulu..
maka gelang yang kamu pakai akan terlepas dengan sendirinya. Dan kamu harus
cepat-cepat membakar gelang itu di dalam ruangan tempat pesugihan itu
dilakukan.. maka kuntilanak-kuntilanak itu akan musnah dan kamu akan terbebas
dari kutukan itu. kakek sertakan alamat pesugihan itu dilakukan. Berjuanglah
nak.. kakek akan selalu bersamamu..”
Setelah ia menggoreskan tinta
terakhirnya, ia mendengar suara rintihan kuntilanak, dan ketika ia membalikkan
badan kuntilanak itu sudah berdiri di belakangnya. Ia terkejut dan tersungkur
ke lantai. Ketika hendak berancaj. Kuntilakan itu mendekatinya. Menginjak
tangannya. Dan mencekiknya
Keesokkan harinya
Semua teman-teman Oliv datang
berbelasungkawa. Oliv merasa bersalah. Dia menangisi kepergian kakek yang
disayanginya. Setelah Fajar membujuknya untuk pulang, barulah mereka pulang
kerumah kakek dan Soni menemukan secarik kertas yang berisikan pesan kakek
untuk Oliv.
Soni : “Temen temen! Ada surat dari kakeknya
Oliv!”
Fajar : “Mana coba liat (membaca surat itu)
denger! Kakek Oliv bilang.. kalo kutukan itu mau ilang. Jasad orangtua Oliv
harus dibakar bareng-bareng sama dufa itu. kalo dah dibakar, dengan sendirinya
gelang itu akan lepas. Dan gelang itu harus cepat-cepat dibakar di ruangan
tempat orangtua Oliv melakukan pesugihan!”
Oliv : “Ada alamatnya?”
Fajar : “Ada”
Fio : “Tapi.. kapan kita harus ngelakuin
semua itu?”
Fajar : “Sebelum malam jumat kliwon itu tiba”
Liana : “KAlender!! Kita butuh kalender! (nyari kalender) Liv kok kalender yang ada
disini pada gak lengkap ya?”
Oliv : “Kakek emang gak pernah beli kalender
jawa”
Fio : “Terus gimana dong?”
Soni : “Yaudah kalian tenang aja.. biar aku
yang nyari, ya.. mendingan sekarang kita pulang aja.. madni.. ga bagus baju
yang dari makam terus-terusan dipake”
Icha : “Bener banget! Pamali tau! Lagian juga
sekarnag udah sore. Udah pada gak connect kan?”
Dimas : “Yaudah.. yukk”
(mereka
beranjak pergi)
Keesokkan harinya di kampus
(Oliv,
Fajar, Dimas, Fio, Liana dan Icha sedang menunggu Soni)
Icha : “Duuuhh mana si SOni. Lama banget
datangnya!”
Liana : “Sabar dong.. mungkin dia ke perpus dulu
nyari bahan”
Fio : “Iya lu ma ahh! Elu enak!! Skripsi
udah mo beres. Lha kita??”
Soni : (lari) “Heii… sori ya telat, baru dari
perpus”
Liana : “Tuu kan gue bilang juga apa”
Icha : “Hehehehe truss.. li udah tau.. kapan
datangnya malam jumat kliwon itu?”
Soni : “JAngan pada kaget ya.. malam jumat
kliwon itu datenggg.. mala mini!!!”
(semua
tersentak)
Dimas : “Haa?? Malem ini??!”
Soni : “Iya!! Malem inii . saya bawa
kalendernya. Nih liat”
(mereka
melihat kalender yang ditunjukkan Soni)
Fajar : “Berart kita harus berangkat ke gedung
itu sekarang juga! Mumpung masih banyak waktu”
(sementara
Linda dan Rita yang berada tak jauh dari mereka mendengar rencana mereka)
Rita : “Jadi.. apa rencana lo?”
Linda : “Kita juga mau dateng ke gedung itu”
Rita : “Trus kita mau ngapain disana?”
Linda : “Hmmm ntar aja gimana nanti. Tuh alamat
yang disebutin Fajar. Catet catet!!!”
Lusi : “Kayaknya gue gak bisa ikut deh.. gue
takut asma gue kambuh”
Linda : “Lu mah emang ga pernah ikut kalo kita
ada misi penting”
Lusi : “Iya iya gue ikut.. tapi kalo gue
kenapa-napa lo yang tanggung jawab ya”
Linda : “Iya iya. Lo gakan kumat kok. Gue janji”
Sore hari di lokasi
Fajar : “Oke.. sekarang lebih baik kita
berpencar supaya lebih cepat ketemunya/ nanti kalo ada yang udah nemuin gudang
itu langsung kabarin gue”
Dimas : “Gue sama Fio kesini”
Fajar : “Ide bagus.. liana sama Icha kesana”
(Dimas dan Fio pergi)
Liana : “Oke” (Liana dan ICha pergi)
Soni : “Aku sama kamu Jar”
Fajar : “Oke.. lo bareng gue .. keee. Kesana..
trus (nunjuk Oliv) kamu..”
Oliv : “Biar aku sendiri aja ke atas”
Soni : “Kamu yakin Liv?”
Fajar : “Iya Liv.. mending kita bertiga aja”
Oliv : “Gapapa kok., aku bisa sendiri”
Fajar : “Yaudah kalo gitu.. kalo ada apa-apa
kamu telfon aku ya.. aku pasti dateng”
(Oliv
tersenyum dan merekapun berpencar, sementara Linda dan Rita baru sampai di
gedung itu)
Linda : “Lo sihh. Pake acara pulang kerumah
segala. Jadi aja kita telat!”
Rita : “Ihhhh kan lo bilang gue harus bawa
pisau. Lupa yaa.. yaudah sekarang kita mulai darimana nii?
Linda : “Ahhhh dari mana aja jadi lah! Yang
penting Oliv ketemu!”