"Ke toko buku yukk?"-"Hah? Memangnya kau mau cari buku apa disana?"-"Ya apa saja yang menarik.. Sambil jalan-jalan juga. Yuuuuukkkkk"-"Baiklah, yuk", Fulan membereskan buku-buku yang sedang ia baca dan menyimpannya kembali ke rak dimana dia mengambil buku-buku itu kemudian meninggalkan perpustakaan.
"Kau lapar tidak? Kita mau kemana dulu nih?", tanya Sofie sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Terserah..", Fulan menjawab pelan. Segera Sofie menarik tangan Fulan ke salah satu foodcourt kesukaannya. "Mau pesan apa? Aku yang tlaktir dehh...", Sofie mencolek dan memasang muka terlucunya. "Ah pasti ada maunya deh kamuuuuu... Yang ini nih..", Fulan menunjuk kepiting soka lada hitam. "Tau aja dehhh ah hihihi..", Sofie mencolek dagu Fulan dan meringis.
Ketika sedang asik bercanda tiba-tiba Fulan tercengang dengan pandangannya. Sesosok laki-laki tinggi berkemeja merah berjalan menuju pintu keluar. "Langsung ke toko buku yuk", ajak Fulan cepat. "Hah? Tapi kita baru aja 10 menit selesai makan. Ko buru-buru?", "Sudahhh.. Ayo !!!", Fulan berdiri dan mendahului Sofie keluar dari foodcourt itu.
Ketika menuruni escalator, Fulan tidak mendapati keberadaan laki-laki yang dilihatnya di foodcourt tadi. Fulan mennghembuskan nafasnya kasar. "Ada apa sih?", Sofie terengah-engah mengejar Fulan yang berjalan cepat dan membenarkan letak tas di pundaknya. "Tidak apa-apa. Sepertinya tadi aku melihat........ Sudah lupakan. Ayo!", "Hah? Lihat siapa?", "Bukan siapa-siapa."
***
Fulan menggoreskan pena hitamnya ke arah yang tidak beraturan di atas buku kampusnya. Sudah hampir satu jam Fulan melakukan hal ini. Yang ada di pikirannya hanyalah segudang pertanyaan mengenai wanita yang dilihatnya tadi siang. Sesekali Fulan mendeham pelan dan kembali berfikir keras tentang kejadian hari itu.
*tring..tring.. bunyi ponsel Fulan berbunyi, namun tidak membuat Fulan tersadar dari lamunannya. "Heyy, belum tidur?", seseorang membuka pintu dan berkata. Dengan segera Fulan menengok dan mendapati kakaknya yang bekerja di luar pulau itu berdiri di depan pintu kamarnya. "Kakaak!!!!", Fulan menghambur ke pelukan kakak laki-lakinya itu. "Kenapa ga sms dulu kalau mau pulang?", Fulan mencubit lengan kakak tersayangnya itu. "Aku ingin buat kejutan!!", jawab Ridho tegas. "Sudah bertemu mama?", "Tentu sudah, kau tidak mendengarku saat aku datang 15 menit lalu?", "Hehe.. Tidak..", "Ah kau ini keterlaluan!! Bukannya menyambut kedatanganku malah melamun tidak jelas di kamar", Ridho mengacak-ngacak rambut Fulan yang terikat. "Aihhhh.. Kakak !!!", Ridho berlari ke ruang keluarga dan Fulan pun mengejarnya.
"Hey hey sudah malam. Jangan membuat gaduh", wanita paruh baya yang sibuk menyiapkan sandwich berkata pelan sambil menyimpulkan senyum indah di bibirnya. "Ini nih si ka Ridhonya ngeselin ma..." sambil menyubit manja kakaknya itu. "Iyaaa... iyaaa maafin kakak ya adik manissssss.....", dengan gayanya yang khas sambil mengusap-usap kepala Fulan. "Jadi, apa yang kau lamunkan tadi? Kelihatannya serius sekali?", Ridho membuka pembicaraan serius. "Ah.. Bukan apa-apa". Ridho menyerengutkan dahinya, "Ahhh aku tidak percaya.. Ada apa? Apa kau punya masalah?". Fulan berpikir keras untuk menjawab pertanyaan kakaknya itu. "Tidak.. Bukan apa-apa kok".
***
IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT ^^
Postingan yang berada dibawah PESAN INI sama dengan postingan yang ada diatas ^^
"Ke toko buku yukk?"-"Hah? Memangnya kau mau cari buku apa disana?"-"Ya apa saja yang menarik.. Sambil jalan-jalan juga. Yuuuuukkkkk"-"Baiklah, yuk", Fulan membereskan buku-buku yang sedang ia baca dan menyimpannya kembali ke rak dimana dia mengambil buku-buku itu kemudian meninggalkan perpustakaan.
"Kau lapar tidak? Kita mau kemana dulu nih?", tanya Sofie sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Terserah..", Fulan menjawab pelan. Segera Sofie menarik tangan Fulan ke salah satu foodcourt kesukaannya. "Mau pesan apa? Aku yang tlaktir dehh...", Sofie mencolek dan memasang muka terlucunya. "Ah pasti ada maunya deh kamuuuuu... Yang ini nih..", Fulan menunjuk kepiting soka lada hitam. "Tau aja dehhh ah hihihi..", Sofie mencolek dagu Fulan dan meringis.
Ketika sedang asik bercanda tiba-tiba Fulan tercengang dengan pandangannya. Sesosok laki-laki tinggi berkemeja merah berjalan menuju pintu keluar. "Langsung ke toko buku yuk", ajak Fulan cepat. "Hah? Tapi kita baru aja 10 menit selesai makan. Ko buru-buru?", "Sudahhh.. Ayo !!!", Fulan berdiri dan mendahului Sofie keluar dari foodcourt itu.
Ketika menuruni escalator, Fulan tidak mendapati keberadaan laki-laki yang dilihatnya di foodcourt tadi. Fulan mennghembuskan nafasnya kasar. "Ada apa sih?", Sofie terengah-engah mengejar Fulan yang berjalan cepat dan membenarkan letak tas di pundaknya. "Tidak apa-apa. Sepertinya tadi aku melihat........ Sudah lupakan. Ayo!", "Hah? Lihat siapa?", "Bukan siapa-siapa."
***
Fulan menggoreskan pena hitamnya ke arah yang tidak beraturan di atas buku kampusnya. Sudah hampir satu jam Fulan melakukan hal ini. Yang ada di pikirannya hanyalah segudang pertanyaan mengenai wanita yang dilihatnya tadi siang. Sesekali Fulan mendeham pelan dan kembali berfikir keras tentang kejadian hari itu.
*tring..tring.. bunyi ponsel Fulan berbunyi, namun tidak membuat Fulan tersadar dari lamunannya. "Heyy, belum tidur?", seseorang membuka pintu dan berkata. Dengan segera Fulan menengok dan mendapati kakaknya yang bekerja di luar pulau itu berdiri di depan pintu kamarnya. "Kakaak!!!!", Fulan menghambur ke pelukan kakak laki-lakinya itu. "Kenapa ga sms dulu kalau mau pulang?", Fulan mencubit lengan kakak tersayangnya itu. "Aku ingin buat kejutan!!", jawab Ridho tegas. "Sudah bertemu mama?", "Tentu sudah, kau tidak mendengarku saat aku datang 15 menit lalu?", "Hehe.. Tidak..", "Ah kau ini keterlaluan!! Bukannya menyambut kedatanganku malah melamun tidak jelas di kamar", Ridho mengacak-ngacak rambut Fulan yang terikat. "Aihhhh.. Kakak !!!", Ridho berlari ke ruang keluarga dan Fulan pun mengejarnya.
"Hey hey sudah malam. Jangan membuat gaduh", wanita paruh baya yang sibuk menyiapkan sandwich berkata pelan sambil menyimpulkan senyum indah di bibirnya. "Ini nih si ka Ridhonya ngeselin ma..." sambil menyubit manja kakaknya itu. "Iyaaa... iyaaa maafin kakak ya adik manissssss.....", dengan gayanya yang khas sambil mengusap-usap kepala Fulan. "Jadi, apa yang kau lamunkan tadi? Kelihatannya serius sekali?", Ridho membuka pembicaraan serius. "Ah.. Bukan apa-apa". Ridho menyerengutkan dahinya, "Ahhh aku tidak percaya.. Ada apa? Apa kau punya masalah?". Fulan berpikir keras untuk menjawab pertanyaan kakaknya itu. "Tidak.. Bukan apa-apa kok".
***