Thursday, October 4, 2012

Kutukan Kuntilanak #6

Diposkan oleh Lyana Ismadelani

Sore-sore di depan rumah dukun Akung
Karin      : “Permisii .. Sepada.. Assalamualaikumm..”
(Mbah Akung membukakan pintu)
Oliv        : “Mbah.. Saya ingin…”
Akung   : “Diam!! Jangan dekati aku!”
Oliv        : (memandang Karin) “Memangnya kenapa Mbah?”
Akung   : “Kuntilanak itu telah menyatu dengan jiawamu! Jadi sapa saja yang dekat-dekat denganmu.. mereka pasti akan mati! Apalagi kalau menyentuh gelangmu!”
Oliv        : “Saya sudah mengetahui tentang itu.. Mbah. Maka dari itu saya datang kesini”
Akung   : “Kamu!! Kamu juga akan menjadi sasaran kuntilanak itu!” (nunjuk Karin)
Karin      : “Tidak mungkin!! SAya kan tidak menyentuh gelang itu!”
Akung   : “Tapi kuntilanak itu sudah menunjuk kamu sebagai tumbalnya selanjutnya. Sebaiknya kamu pergi!! Pergi sana!!! (nunjuk Oliv) kamu telah dikutuk! Kamu pembawa bencana!! PERGI!!”
(Oliv dan Karin pun pergi dari tempat itu)
Malam hari di rumah Oliv
Oliv merasa tak karuan. Dia mondar-mandir di kamarnya. Dia memikirkan kata-kata dukun tadi yang mengatakan bahwa Karin adalah tumbal selanjutnya. Karena resah Oliv menelepon Karin. Badan Oliv gemetar.. oliv semakin resah. Ditambah lagi telfonnya yang tak kunjung Karin angkat. Oliv mulai panic.
(Karin baru pulang dari warung)
Karin      : “Iya Liv? Ada apa?”
Oliv        : (panic) “Rin lo ada dimana sekarang?”
Karin      : “Gue baru aja beli minyak goring. Soalnya minyak goring di rumah gue udah abis..”
Oliv        : “Kuntilanak itu gak dateng kan?”
Karin      : “Enggak tuh.. Emang kenapa?? Lo kepikiran kata-kata dukun tadi ya?”
Oliv        : “Iya!! Gue takut kata-kata dukun tadi kejadian”
Karin      : “Tapi.. Kok dia bisa bilang gitu ya?”
Oliv        : “Gue juga gak tau. Yang penting lo hati-hati ya”
Karin      : (merinding) “Hmm. Liv…. Gue kok jadi merinding gini yaa?”
Oliv        : “Lo ngomong apa Rin? Kurang jelas??”
Karin      : “Lo gak ada sinyal kali….”
Oliv        : “Ooo. Iya iya bentar gue keluar kamar dulu”
(Karin mendengar suara tintihan Kuntilanak)
Karin      : (panic) “Liv!! Lo denger suara itu ga Liv?? Kuntilanak itu dateng!! Dia udah dateng!!”
Oliv        : “Suara lo masih gak jelas Rin!! Halooo!!!!”
Kuntilanak itu berdiri di persimpangan jalan menuju rumah Karin. Karin menjerit dan berlari kea rah yang berlawanan. Tapi sayangnya.. kuntilanak itu muncul lagi dan akhirnya Karin terjatuh karena terlalu terkejut. Ponselnya terjatuh. Oliv berteriak memanggil nama Karin karena mendengar suara jeritan Karin. Kuntilanak itu mendekati Karin. Menjambak rambut Karin. Dan Karin pun akhirnya dibunuh. Suara jeritan Karin terdengar sangat keras. Oliv menangis.. berteriak.. tapi apa yang dia dengar dari ponsel sahabatnya itu hanyalah suara rintihan kuntilanak. Tak lama setelah suara itu, telfon pun terputus dengan sendirinya. Arwah kuntilanak yang keluar ketika Oliv sedang menghubungk Karin pun masuk kembali ke dalam tubuh Oliv. Oliv pun pingsan.
Keesokkan harinya di rumah dukun Akung
(Oliv mengetuk pintu rumah dukun itu dengan sangat keras)
Akung   : “Kamu lagi!! Mau apa kamu datang lagi kesini? Bukankan aku sudah mengingatkan kamu agar kamu pergi dari sini?!”
Oliv        : “Mbahhh saya mohon mbah keluar. Saya ingin bicara dengan mbah”
Akung   : (membuka pintu) “Mau bicara tentang apa lagi kamu?”
Oliv        : “Mbah benar.. kemarin Karin mati karena dia sudah berdekatan dengan saya! Mbah harus menolong saya. Kuntilanak itu akan terus memakan korban jika mbah tidak mau menolong saya! Saya mohon.. tolong saya mbah”
Akung   : “Baiklah.. saya akan menolong kamu”
(merekapun memasuki rumah dukun Akung)
Akung   : “Ini semua kutukan!”
Oliv        : “Saya tahu.. karena teman saya bermain jelangkung waktu itu”
Akung   : “Lalu dia mati?”
Oliv        : “ya .. dia mati setelah mengetahui apa penyebab kuntilanak itu bersemayam dalam tubuh saya”
Akung   : “Sudah berapa orang yang mati karena kutukan itu?”
Oliv        : (menghitung) “Ada… 5 orang” (suara lirih)
Akung   : “Hmm. Jumlah yang masih sangat sedikit”
Oliv        : “Maksudnyaa??
Akung   : “Para kuntilanak itu membutuhkan banyak tumbal.”
Oliv        : “Jadi.. kuntilanak yang bersemayam dalam tubuh saya.. bukan hanya satu? Lantas ada berapa?”
Akung   : “Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Yang jelas mereka semua da banyak”
Oliv        : “Apa yang menyebabkan kutukan itu datang kepada saya?”
Akung   : “Awal mula kutukan itu bermula dari sebuah gelang antic yang kamu pakai dan sebuah dufa”
Oliv        : “Masalah itu saya sudah menyadarinya.. tapi.. bagaimana cara melepaskan gelang ini?”
Akung   : “Aku tidak tau! Yang tau hanyalah keluargamu sendiri! Orangtuamu! Orangtuamu yang telah memulai perjanjian itu! Merekaa!!! Mereka belum menyelesaikan perjanjian itu dengan baik!”
Oliv        : “Perjanjian?? Perjanjian apa? Saya tidak mengerti”
Akung   : “Memang dukun-dukun terdahulu selalu menangkap kuntilanak dan memasukkan rohnya ke dalam gelang seperti yang kamu pakai. Dan dufa itu.. dufa itu berfungsi sebagai pintu keluar para kuntilanak untuk mencari tumbal”
Oliv        : “Tapi mbah.. bagaimana caranya agar kuntilanak-kuntilanak itu tidak mencari tumbal lagi?”
Akung   : “Aku tidak tahu (menggeleng-gelengkan kepala) kakekmu! Dia adalah kunci semua ini! Cepat tanyakan padanya sebelum kuntilanak-kuntilanak itu membunuhnya!”
Oliv        : “Tapi.. tapi mbah.. kakek adalah satu-satunya keluarga saya disini!”
Akung   : “Tidak bisa! Dia tau semuanya! Malam ini kuntilanak-kuntilanak itu akan membunuhnya! Cepat sekarang kamu pergi! Temui dia!! CEPAT!”
Oliv        : “Terimakadih mbah. Permisi”
(Oliv panic dan segera meninggalkan rumah dukun Akung

Read Also

IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT ^^

Postingan yang berada dibawah PESAN INI sama dengan postingan yang ada diatas ^^

Kutukan Kuntilanak #6


Sore-sore di depan rumah dukun Akung
Karin      : “Permisii .. Sepada.. Assalamualaikumm..”
(Mbah Akung membukakan pintu)
Oliv        : “Mbah.. Saya ingin…”
Akung   : “Diam!! Jangan dekati aku!”
Oliv        : (memandang Karin) “Memangnya kenapa Mbah?”
Akung   : “Kuntilanak itu telah menyatu dengan jiawamu! Jadi sapa saja yang dekat-dekat denganmu.. mereka pasti akan mati! Apalagi kalau menyentuh gelangmu!”
Oliv        : “Saya sudah mengetahui tentang itu.. Mbah. Maka dari itu saya datang kesini”
Akung   : “Kamu!! Kamu juga akan menjadi sasaran kuntilanak itu!” (nunjuk Karin)
Karin      : “Tidak mungkin!! SAya kan tidak menyentuh gelang itu!”
Akung   : “Tapi kuntilanak itu sudah menunjuk kamu sebagai tumbalnya selanjutnya. Sebaiknya kamu pergi!! Pergi sana!!! (nunjuk Oliv) kamu telah dikutuk! Kamu pembawa bencana!! PERGI!!”
(Oliv dan Karin pun pergi dari tempat itu)
Malam hari di rumah Oliv
Oliv merasa tak karuan. Dia mondar-mandir di kamarnya. Dia memikirkan kata-kata dukun tadi yang mengatakan bahwa Karin adalah tumbal selanjutnya. Karena resah Oliv menelepon Karin. Badan Oliv gemetar.. oliv semakin resah. Ditambah lagi telfonnya yang tak kunjung Karin angkat. Oliv mulai panic.
(Karin baru pulang dari warung)
Karin      : “Iya Liv? Ada apa?”
Oliv        : (panic) “Rin lo ada dimana sekarang?”
Karin      : “Gue baru aja beli minyak goring. Soalnya minyak goring di rumah gue udah abis..”
Oliv        : “Kuntilanak itu gak dateng kan?”
Karin      : “Enggak tuh.. Emang kenapa?? Lo kepikiran kata-kata dukun tadi ya?”
Oliv        : “Iya!! Gue takut kata-kata dukun tadi kejadian”
Karin      : “Tapi.. Kok dia bisa bilang gitu ya?”
Oliv        : “Gue juga gak tau. Yang penting lo hati-hati ya”
Karin      : (merinding) “Hmm. Liv…. Gue kok jadi merinding gini yaa?”
Oliv        : “Lo ngomong apa Rin? Kurang jelas??”
Karin      : “Lo gak ada sinyal kali….”
Oliv        : “Ooo. Iya iya bentar gue keluar kamar dulu”
(Karin mendengar suara tintihan Kuntilanak)
Karin      : (panic) “Liv!! Lo denger suara itu ga Liv?? Kuntilanak itu dateng!! Dia udah dateng!!”
Oliv        : “Suara lo masih gak jelas Rin!! Halooo!!!!”
Kuntilanak itu berdiri di persimpangan jalan menuju rumah Karin. Karin menjerit dan berlari kea rah yang berlawanan. Tapi sayangnya.. kuntilanak itu muncul lagi dan akhirnya Karin terjatuh karena terlalu terkejut. Ponselnya terjatuh. Oliv berteriak memanggil nama Karin karena mendengar suara jeritan Karin. Kuntilanak itu mendekati Karin. Menjambak rambut Karin. Dan Karin pun akhirnya dibunuh. Suara jeritan Karin terdengar sangat keras. Oliv menangis.. berteriak.. tapi apa yang dia dengar dari ponsel sahabatnya itu hanyalah suara rintihan kuntilanak. Tak lama setelah suara itu, telfon pun terputus dengan sendirinya. Arwah kuntilanak yang keluar ketika Oliv sedang menghubungk Karin pun masuk kembali ke dalam tubuh Oliv. Oliv pun pingsan.
Keesokkan harinya di rumah dukun Akung
(Oliv mengetuk pintu rumah dukun itu dengan sangat keras)
Akung   : “Kamu lagi!! Mau apa kamu datang lagi kesini? Bukankan aku sudah mengingatkan kamu agar kamu pergi dari sini?!”
Oliv        : “Mbahhh saya mohon mbah keluar. Saya ingin bicara dengan mbah”
Akung   : (membuka pintu) “Mau bicara tentang apa lagi kamu?”
Oliv        : “Mbah benar.. kemarin Karin mati karena dia sudah berdekatan dengan saya! Mbah harus menolong saya. Kuntilanak itu akan terus memakan korban jika mbah tidak mau menolong saya! Saya mohon.. tolong saya mbah”
Akung   : “Baiklah.. saya akan menolong kamu”
(merekapun memasuki rumah dukun Akung)
Akung   : “Ini semua kutukan!”
Oliv        : “Saya tahu.. karena teman saya bermain jelangkung waktu itu”
Akung   : “Lalu dia mati?”
Oliv        : “ya .. dia mati setelah mengetahui apa penyebab kuntilanak itu bersemayam dalam tubuh saya”
Akung   : “Sudah berapa orang yang mati karena kutukan itu?”
Oliv        : (menghitung) “Ada… 5 orang” (suara lirih)
Akung   : “Hmm. Jumlah yang masih sangat sedikit”
Oliv        : “Maksudnyaa??
Akung   : “Para kuntilanak itu membutuhkan banyak tumbal.”
Oliv        : “Jadi.. kuntilanak yang bersemayam dalam tubuh saya.. bukan hanya satu? Lantas ada berapa?”
Akung   : “Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Yang jelas mereka semua da banyak”
Oliv        : “Apa yang menyebabkan kutukan itu datang kepada saya?”
Akung   : “Awal mula kutukan itu bermula dari sebuah gelang antic yang kamu pakai dan sebuah dufa”
Oliv        : “Masalah itu saya sudah menyadarinya.. tapi.. bagaimana cara melepaskan gelang ini?”
Akung   : “Aku tidak tau! Yang tau hanyalah keluargamu sendiri! Orangtuamu! Orangtuamu yang telah memulai perjanjian itu! Merekaa!!! Mereka belum menyelesaikan perjanjian itu dengan baik!”
Oliv        : “Perjanjian?? Perjanjian apa? Saya tidak mengerti”
Akung   : “Memang dukun-dukun terdahulu selalu menangkap kuntilanak dan memasukkan rohnya ke dalam gelang seperti yang kamu pakai. Dan dufa itu.. dufa itu berfungsi sebagai pintu keluar para kuntilanak untuk mencari tumbal”
Oliv        : “Tapi mbah.. bagaimana caranya agar kuntilanak-kuntilanak itu tidak mencari tumbal lagi?”
Akung   : “Aku tidak tahu (menggeleng-gelengkan kepala) kakekmu! Dia adalah kunci semua ini! Cepat tanyakan padanya sebelum kuntilanak-kuntilanak itu membunuhnya!”
Oliv        : “Tapi.. tapi mbah.. kakek adalah satu-satunya keluarga saya disini!”
Akung   : “Tidak bisa! Dia tau semuanya! Malam ini kuntilanak-kuntilanak itu akan membunuhnya! Cepat sekarang kamu pergi! Temui dia!! CEPAT!”
Oliv        : “Terimakadih mbah. Permisi”
(Oliv panic dan segera meninggalkan rumah dukun Akung
 

Just a Little Thing Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipietoon Blogger Template Image by Online Journal