Thursday, January 3, 2013

Kutukan Kuntilanak #9

Diposkan oleh Lyana Ismadelani

Liana
Liana masuk ke dalam sebuah wc dan dia mendapati Soni tergeletak tak bernyawa. Dia menjerit dan menangis. Dan dia pun keluar dari wc itu.
Icha
Berita buruk! Icha memasuki ruangan demi ruangan. Tibalah dia di sebuah ruangan yang ternyata kuntilanak itu sudah menunggu kedatangan Icha. Icha terjatuh karena kaget. Kuntilanak itu mendekatinya. Berita baiknya adalah Icha berhasil lolos.
Ketika Oliv dan Fajar sedang mencari-cari keberadaan gudang itu, mereka bertemu kembali dengan Liana dan Icha di depan dimana Fio dan Dimas terkunci.
Liana      : “Soni!! Gue nemuin Soni mati di wc sebelah sana! (nunjuk kea rah wc)
Fajar      : “Truss Fio sama Dimas mana?”
(di dalam gudang)
Fio          : “Mas.. kamu dengar suara Fajar?? Dia pasti ada di luar.. JAR JAR KITA DI DALEM!! BUKA PINTUNYA!!” (memukul-mukul pintu)
Fajar      : (menoleh) “Kalian ada disini?!! PINTUNYA KEKUNCI”
Dimas    : “COBA DOBRAK DARI SITU JAR”
Fajar      : (mencoba mendobrak) “SUSAH.. EMANGNYA DARI SITU GAK BISA??”
Dimas    : “UDAH.. GUE COBA DARITADI TAPI GAK BISA”
Icha        : (lihat jam) “GAWAT!!! 2 menit lagi jam 11 tepat!”
Liana      : “Kita mesti gimana dong Jar. Mereka akan bangkit”
Fajar      : “Kita harus siap siap”
(mereka membentuk lingkaran dan saling membelakangi)
Fajar      : “Sebentar lagi…. 5… 4… 3…. 2…. 1”
“HIHIHI”
Oliv        : “Mereka datang”
(kuntilanak-kuntilanak itu muncul dan mengelilingi mereka)
Liana      : “Kita harus gimana sekarang?”
Oliv        : “Duduk. Kita harus duduk. Hm.. Cha lo bawa pisau ga?”
Icha        : “Gak. Tapi gue ada cutter”
Oliv        : “Gakpapa. Mana sini?”
(Icha menyerahkan cutter pada Oliv. Oliv mengiris tangan kirinya)
Fajar      : (menahan tangan Oliv) “Kamu mau ngapain?”
Oliv        : “Kalian harus cepet-cepet ke kuburan. Kuntilanak-kuntilanak itu udah semakin berkurang! Jadi kalian bisa pergi sekarang!! CEPETAN”
Fajar      : “Kamu?”
Oliv        : “Aku gak tega lihatnya. Gakan ikut”
Fajar      : (menepuk pundak Oliv dan tersenyum) “Aku ngerti” (kemudian pergi)
Dimas dan Fio
(Pintu yang terkunci terbuka dengan sendirinya)
Dimas    : “Fi! Pintunya kebuka!”
Fio          : “Kita selamat Mas!! Ayo kita keluar dan cari yang lain”
Dimas    : “Dufa? Mana dufanya? Tuh deket kamu tuh. Ambil. Kita harus cepet-cepet ke kuburan”
Fio          : “Ayo”
(begitu keluar dari dalam gudang mereka melihat Oliv tak berdaya)
Fio          : “Liv lo kenapa? Kita terlambat?”
Dimas    : (melihat jam) “Belum. Masih ada waktu 50menit lagi. Yang lain dimana?”
Oliv        : “Mereka ke kuburan. Kalian susul mereka sekarang” (mereka pergi meninggalkan Oliv)
Di kuburan
(Icha,Liana dan Fajar sedang menggusur mayat yang telah mereka karungi)
Dimas    : “Sori kita telat (langsung mengeluarkan aqua berisi minyak tanah) Udah dua-duanya? (Fajar  mengangguk) Basgu! Fi! Mana dufanya?!
Fio          : “Bentar (mengeluarkan dari tas) Nih!!” (melempar dufa ke atas dua karung mayat orangtua Oliv)
(Dimas mengguyur dengan minyak tanah dan menyalakan korek api lalu membakarnya)
Dimas    : “Ayo sekarang kita balik ke gedung itu!”
Di dekat gudang
Fajar      : “Oliv kamu gapapa?” (mengangkat Oliv. Oliv mengangguk lemah)
Liana      : “Gelangnya (memungut gelang) cepet kita bakar gudang ini!!”
Fio          : “Iya!! Waktu kita makin sempit. Buruan!”
(kaki Liana dipegang kuntilanak sehingga Liana terjatuh)
“HIHIHIHIHIHIHI”
Fio          : “Lempar gelangnya! (setelah menangkap gelang itu Fio dijambak oleh kuntilanak yang lainnya dan diseret ke dalam ruangan disamping gudang itu) DIMAS!!”
Dimas    : “Lemparan yang bagus”
Dimas berlari ke dalam gudang it. Meletakkan gelang itu dan memasang bom yang berdurasi 5 menit. Ketika mencoba keluar. Kakinya terjepit.
Dimas    : “Heii bomnya udah gue pasang. Cepet lari dari sini!”
(Liana mencoba membantu Dimas, sedangkan Icha mencoba menolong Fio)
Dimas    : “Liana! Jangan peduliin gue!”
Liana      : “Tapi lo bakalan mati disini”
Dimas    : “Pergi!! Kalo lo disini lo jugabakal mati!”
Fio          : “Cha.. pergi ya.. jangan perduliin gue” (berteriak di balik pintu)
Dimas    : “Cepat!! 3 menit lagi!”
Fajar      : “Kalian.. makasih (mengangkat Oliv) Ayo.. kita harus pergi sebelum bom nya meledak”
(Dimas dan Fio tersenyum)
Mereka pergi menjauh dari gudang itu. tak lama kemudian gudang itu meledak. Mereka hanya mendengar suara jeritan Fio dan Dimas. Mereka saling bertatap-tatapan sembari menahan rasa tangis terhadap pengorbanan Fio dan Dimas yang rela mati menolong mereka.
Icha        : “Akhirnya.. perjuangan kita selesai sampai disini”
Liana      : “Yahh. Meskipun cuman tersisa kita berempat”
Fajar      : “Yang pasti kematian mereka gak sia sia”
(Oliv terlihat lemah. Dia hanya tersenyum kemudian pingsan)
Keesokkan harinya
Malam itu, Oliv sedang mencurahkan perasaannya mengenai pengalaman yang ia alami kemarin malam pada buku hariannya. Saat itu tepat pukul 12 malam.
24 jam setelah kejadian itu berlalu
Kutukan itu telah hilang. Bersama dengan orang-orang yang aku saying
Aku tak tau
Apakah aku harus tersenyum atau menangis
Kematiankah yang akan menjawab segalanya?
Tidak..
Aku tidak ingin mati sia sia layaknya Linda Rita dan Lusi
Aku masih ingin tetap hidup..
Dan aku masih ingin tetap bersama Fajar..
Lelaki yang aku saying
Tiba-tiba Oliv merasakan hawa dingin di sekelilingnya. Dia menengok ke arah  kasurnya. Dan ternyata sebuah gelang dan dufa tergeletak di atas kasurnya. Dan ketika dia menengok kearah pintu kamarnya, sesosok kuntilanak berdiri sembari menatapnya. Oliv menjerit sekeras-kerasnya..

TAMAT

Read Also

IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT IMPORTANT ^^

Postingan yang berada dibawah PESAN INI sama dengan postingan yang ada diatas ^^

Kutukan Kuntilanak #9


Liana
Liana masuk ke dalam sebuah wc dan dia mendapati Soni tergeletak tak bernyawa. Dia menjerit dan menangis. Dan dia pun keluar dari wc itu.
Icha
Berita buruk! Icha memasuki ruangan demi ruangan. Tibalah dia di sebuah ruangan yang ternyata kuntilanak itu sudah menunggu kedatangan Icha. Icha terjatuh karena kaget. Kuntilanak itu mendekatinya. Berita baiknya adalah Icha berhasil lolos.
Ketika Oliv dan Fajar sedang mencari-cari keberadaan gudang itu, mereka bertemu kembali dengan Liana dan Icha di depan dimana Fio dan Dimas terkunci.
Liana      : “Soni!! Gue nemuin Soni mati di wc sebelah sana! (nunjuk kea rah wc)
Fajar      : “Truss Fio sama Dimas mana?”
(di dalam gudang)
Fio          : “Mas.. kamu dengar suara Fajar?? Dia pasti ada di luar.. JAR JAR KITA DI DALEM!! BUKA PINTUNYA!!” (memukul-mukul pintu)
Fajar      : (menoleh) “Kalian ada disini?!! PINTUNYA KEKUNCI”
Dimas    : “COBA DOBRAK DARI SITU JAR”
Fajar      : (mencoba mendobrak) “SUSAH.. EMANGNYA DARI SITU GAK BISA??”
Dimas    : “UDAH.. GUE COBA DARITADI TAPI GAK BISA”
Icha        : (lihat jam) “GAWAT!!! 2 menit lagi jam 11 tepat!”
Liana      : “Kita mesti gimana dong Jar. Mereka akan bangkit”
Fajar      : “Kita harus siap siap”
(mereka membentuk lingkaran dan saling membelakangi)
Fajar      : “Sebentar lagi…. 5… 4… 3…. 2…. 1”
“HIHIHI”
Oliv        : “Mereka datang”
(kuntilanak-kuntilanak itu muncul dan mengelilingi mereka)
Liana      : “Kita harus gimana sekarang?”
Oliv        : “Duduk. Kita harus duduk. Hm.. Cha lo bawa pisau ga?”
Icha        : “Gak. Tapi gue ada cutter”
Oliv        : “Gakpapa. Mana sini?”
(Icha menyerahkan cutter pada Oliv. Oliv mengiris tangan kirinya)
Fajar      : (menahan tangan Oliv) “Kamu mau ngapain?”
Oliv        : “Kalian harus cepet-cepet ke kuburan. Kuntilanak-kuntilanak itu udah semakin berkurang! Jadi kalian bisa pergi sekarang!! CEPETAN”
Fajar      : “Kamu?”
Oliv        : “Aku gak tega lihatnya. Gakan ikut”
Fajar      : (menepuk pundak Oliv dan tersenyum) “Aku ngerti” (kemudian pergi)
Dimas dan Fio
(Pintu yang terkunci terbuka dengan sendirinya)
Dimas    : “Fi! Pintunya kebuka!”
Fio          : “Kita selamat Mas!! Ayo kita keluar dan cari yang lain”
Dimas    : “Dufa? Mana dufanya? Tuh deket kamu tuh. Ambil. Kita harus cepet-cepet ke kuburan”
Fio          : “Ayo”
(begitu keluar dari dalam gudang mereka melihat Oliv tak berdaya)
Fio          : “Liv lo kenapa? Kita terlambat?”
Dimas    : (melihat jam) “Belum. Masih ada waktu 50menit lagi. Yang lain dimana?”
Oliv        : “Mereka ke kuburan. Kalian susul mereka sekarang” (mereka pergi meninggalkan Oliv)
Di kuburan
(Icha,Liana dan Fajar sedang menggusur mayat yang telah mereka karungi)
Dimas    : “Sori kita telat (langsung mengeluarkan aqua berisi minyak tanah) Udah dua-duanya? (Fajar  mengangguk) Basgu! Fi! Mana dufanya?!
Fio          : “Bentar (mengeluarkan dari tas) Nih!!” (melempar dufa ke atas dua karung mayat orangtua Oliv)
(Dimas mengguyur dengan minyak tanah dan menyalakan korek api lalu membakarnya)
Dimas    : “Ayo sekarang kita balik ke gedung itu!”
Di dekat gudang
Fajar      : “Oliv kamu gapapa?” (mengangkat Oliv. Oliv mengangguk lemah)
Liana      : “Gelangnya (memungut gelang) cepet kita bakar gudang ini!!”
Fio          : “Iya!! Waktu kita makin sempit. Buruan!”
(kaki Liana dipegang kuntilanak sehingga Liana terjatuh)
“HIHIHIHIHIHIHI”
Fio          : “Lempar gelangnya! (setelah menangkap gelang itu Fio dijambak oleh kuntilanak yang lainnya dan diseret ke dalam ruangan disamping gudang itu) DIMAS!!”
Dimas    : “Lemparan yang bagus”
Dimas berlari ke dalam gudang it. Meletakkan gelang itu dan memasang bom yang berdurasi 5 menit. Ketika mencoba keluar. Kakinya terjepit.
Dimas    : “Heii bomnya udah gue pasang. Cepet lari dari sini!”
(Liana mencoba membantu Dimas, sedangkan Icha mencoba menolong Fio)
Dimas    : “Liana! Jangan peduliin gue!”
Liana      : “Tapi lo bakalan mati disini”
Dimas    : “Pergi!! Kalo lo disini lo jugabakal mati!”
Fio          : “Cha.. pergi ya.. jangan perduliin gue” (berteriak di balik pintu)
Dimas    : “Cepat!! 3 menit lagi!”
Fajar      : “Kalian.. makasih (mengangkat Oliv) Ayo.. kita harus pergi sebelum bom nya meledak”
(Dimas dan Fio tersenyum)
Mereka pergi menjauh dari gudang itu. tak lama kemudian gudang itu meledak. Mereka hanya mendengar suara jeritan Fio dan Dimas. Mereka saling bertatap-tatapan sembari menahan rasa tangis terhadap pengorbanan Fio dan Dimas yang rela mati menolong mereka.
Icha        : “Akhirnya.. perjuangan kita selesai sampai disini”
Liana      : “Yahh. Meskipun cuman tersisa kita berempat”
Fajar      : “Yang pasti kematian mereka gak sia sia”
(Oliv terlihat lemah. Dia hanya tersenyum kemudian pingsan)
Keesokkan harinya
Malam itu, Oliv sedang mencurahkan perasaannya mengenai pengalaman yang ia alami kemarin malam pada buku hariannya. Saat itu tepat pukul 12 malam.
24 jam setelah kejadian itu berlalu
Kutukan itu telah hilang. Bersama dengan orang-orang yang aku saying
Aku tak tau
Apakah aku harus tersenyum atau menangis
Kematiankah yang akan menjawab segalanya?
Tidak..
Aku tidak ingin mati sia sia layaknya Linda Rita dan Lusi
Aku masih ingin tetap hidup..
Dan aku masih ingin tetap bersama Fajar..
Lelaki yang aku saying
Tiba-tiba Oliv merasakan hawa dingin di sekelilingnya. Dia menengok ke arah  kasurnya. Dan ternyata sebuah gelang dan dufa tergeletak di atas kasurnya. Dan ketika dia menengok kearah pintu kamarnya, sesosok kuntilanak berdiri sembari menatapnya. Oliv menjerit sekeras-kerasnya..

TAMAT

 

Just a Little Thing Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipietoon Blogger Template Image by Online Journal