Liana
Liana masuk ke dalam sebuah wc dan
dia mendapati Soni tergeletak tak bernyawa. Dia menjerit dan menangis. Dan dia
pun keluar dari wc itu.
Icha
Berita buruk! Icha memasuki
ruangan demi ruangan. Tibalah dia di sebuah ruangan yang ternyata kuntilanak
itu sudah menunggu kedatangan Icha. Icha terjatuh karena kaget. Kuntilanak itu
mendekatinya. Berita baiknya adalah Icha berhasil lolos.
Ketika Oliv dan Fajar sedang
mencari-cari keberadaan gudang itu, mereka bertemu kembali dengan Liana dan
Icha di depan dimana Fio dan Dimas terkunci.
Liana : “Soni!! Gue nemuin Soni mati di wc
sebelah sana! (nunjuk kea rah wc)
Fajar : “Truss Fio sama Dimas mana?”
(di
dalam gudang)
Fio : “Mas.. kamu dengar suara Fajar?? Dia
pasti ada di luar.. JAR JAR KITA DI DALEM!! BUKA PINTUNYA!!” (memukul-mukul
pintu)
Fajar : (menoleh) “Kalian ada disini?!! PINTUNYA
KEKUNCI”
Dimas : “COBA DOBRAK DARI SITU JAR”
Fajar : (mencoba mendobrak) “SUSAH.. EMANGNYA
DARI SITU GAK BISA??”
Dimas : “UDAH.. GUE COBA DARITADI TAPI GAK BISA”
Icha : (lihat jam) “GAWAT!!! 2 menit lagi jam
11 tepat!”
Liana : “Kita mesti gimana dong Jar. Mereka akan
bangkit”
Fajar : “Kita harus siap siap”
(mereka membentuk lingkaran dan
saling membelakangi)
Fajar : “Sebentar lagi…. 5… 4… 3…. 2…. 1”
“HIHIHI”
Oliv : “Mereka datang”
(kuntilanak-kuntilanak itu muncul
dan mengelilingi mereka)
Liana : “Kita harus gimana sekarang?”
Oliv : “Duduk. Kita harus duduk. Hm.. Cha lo bawa pisau ga?”
Icha : “Gak. Tapi gue ada cutter”
Oliv : “Gakpapa. Mana sini?”
(Icha menyerahkan cutter pada
Oliv. Oliv mengiris tangan kirinya)
Fajar : (menahan tangan Oliv) “Kamu mau ngapain?”
Oliv : “Kalian harus cepet-cepet ke kuburan.
Kuntilanak-kuntilanak itu udah semakin berkurang! Jadi kalian bisa pergi
sekarang!! CEPETAN”
Fajar : “Kamu?”
Oliv : “Aku gak tega lihatnya. Gakan ikut”
Fajar : (menepuk pundak Oliv dan tersenyum) “Aku ngerti” (kemudian
pergi)
Dimas dan Fio
(Pintu yang terkunci terbuka
dengan sendirinya)
Dimas : “Fi! Pintunya kebuka!”
Fio : “Kita selamat Mas!! Ayo kita keluar dan cari yang lain”
Dimas : “Dufa? Mana dufanya? Tuh deket kamu tuh. Ambil. Kita harus
cepet-cepet ke kuburan”
Fio : “Ayo”
(begitu keluar dari dalam gudang
mereka melihat Oliv tak berdaya)
Fio : “Liv lo kenapa? Kita terlambat?”
Dimas : (melihat jam) “Belum. Masih ada waktu 50menit lagi. Yang lain
dimana?”
Oliv : “Mereka ke kuburan. Kalian susul mereka sekarang” (mereka
pergi meninggalkan Oliv)
Di kuburan
(Icha,Liana dan Fajar sedang
menggusur mayat yang telah mereka karungi)
Dimas : “Sori kita telat (langsung mengeluarkan
aqua berisi minyak tanah) Udah dua-duanya? (Fajar mengangguk) Basgu! Fi! Mana dufanya?!
Fio : “Bentar (mengeluarkan dari tas) Nih!!” (melempar dufa ke
atas dua karung mayat orangtua Oliv)
(Dimas mengguyur dengan minyak
tanah dan menyalakan korek api lalu membakarnya)
Dimas : “Ayo sekarang kita balik ke gedung itu!”
Di dekat gudang
Fajar : “Oliv kamu gapapa?” (mengangkat Oliv. Oliv mengangguk lemah)
Liana : “Gelangnya (memungut gelang) cepet kita bakar gudang ini!!”
Fio : “Iya!! Waktu kita makin sempit. Buruan!”
(kaki Liana dipegang kuntilanak
sehingga Liana terjatuh)
“HIHIHIHIHIHIHI”
Fio : “Lempar gelangnya! (setelah
menangkap gelang itu Fio dijambak oleh kuntilanak yang lainnya dan diseret ke
dalam ruangan disamping gudang itu) DIMAS!!”
Dimas : “Lemparan yang bagus”
Dimas berlari ke dalam gudang it.
Meletakkan gelang itu dan memasang bom yang berdurasi 5 menit. Ketika mencoba keluar.
Kakinya terjepit.
Dimas : “Heii bomnya udah gue pasang. Cepet lari dari sini!”
(Liana mencoba membantu Dimas,
sedangkan Icha mencoba menolong Fio)
Dimas : “Liana! Jangan peduliin gue!”
Liana : “Tapi lo bakalan mati disini”
Dimas : “Pergi!! Kalo lo disini lo jugabakal mati!”
Fio : “Cha.. pergi ya.. jangan perduliin gue” (berteriak di
balik pintu)
Dimas : “Cepat!! 3 menit lagi!”
Fajar : “Kalian.. makasih (mengangkat Oliv) Ayo.. kita harus pergi
sebelum bom nya meledak”
(Dimas dan Fio tersenyum)
Mereka pergi menjauh dari gudang
itu. tak lama kemudian gudang itu meledak. Mereka hanya mendengar suara jeritan
Fio dan Dimas. Mereka saling bertatap-tatapan sembari menahan rasa tangis
terhadap pengorbanan Fio dan Dimas yang rela mati menolong mereka.
Icha : “Akhirnya.. perjuangan kita selesai sampai disini”
Liana : “Yahh. Meskipun cuman tersisa kita berempat”
Fajar : “Yang pasti kematian mereka gak sia sia”
(Oliv terlihat lemah. Dia hanya
tersenyum kemudian pingsan)
Keesokkan harinya
Malam itu, Oliv sedang mencurahkan
perasaannya mengenai pengalaman yang ia alami kemarin malam pada buku
hariannya. Saat itu tepat pukul 12 malam.
24 jam setelah kejadian itu berlalu
Kutukan itu telah hilang. Bersama dengan orang-orang yang aku saying
Aku tak tau
Apakah aku harus tersenyum atau menangis
Kematiankah yang akan menjawab segalanya?
Tidak..
Aku tidak ingin mati sia sia layaknya Linda Rita dan Lusi
Aku masih ingin tetap hidup..
Dan aku masih ingin tetap bersama Fajar..
Lelaki yang aku saying
Tiba-tiba Oliv merasakan hawa dingin
di sekelilingnya. Dia menengok ke arah
kasurnya. Dan ternyata sebuah gelang dan dufa tergeletak di atas
kasurnya. Dan ketika dia menengok kearah pintu kamarnya, sesosok kuntilanak
berdiri sembari menatapnya. Oliv menjerit sekeras-kerasnya..
TAMAT